TAHUN BARU IMLEK 2576 KONGZILI, SELAMAT DATANG TAHUN ULAR KAYU

29 January 2025   |   21:42 WIB
Image
Nadhif Alwan
Like
Warga Tionghoa menyalakan dupa saat berdoa pada malam Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili di Vihara Petak Sembilan, kawasan Glodok, Jakarta, Selasa (28/1/2025).&nbsp;Berdoa menjelang datangnya Imlek merupakan tradisi tahunan yang terus dijaga sebagai wujud rasa syukur.<br /> &nbsp;
Warga Tionghoa menyalakan dupa saat berdoa pada malam Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili di Vihara Petak Sembilan, kawasan Glodok, Jakarta, Selasa (28/1/2025). Berdoa menjelang datangnya Imlek merupakan tradisi tahunan yang terus dijaga sebagai wujud rasa syukur.
 
Selain rasa syukur, mereka juga memanjatkan doa agar di tahun yang baru ini dapat lebih baik dan terwujud segala harapan serta meraih kesuksesan. Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili merupakan awal dimulainya Tahun Ular Kayu. Ular bermakna kecerdasan, keberanian dan ketajaman. Sementara itu kayu adalah perkembangan dan pertumbuhan.<br /> &nbsp;
Selain rasa syukur, mereka juga memanjatkan doa agar di tahun yang baru ini dapat lebih baik dan terwujud segala harapan serta meraih kesuksesan. Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili merupakan awal dimulainya Tahun Ular Kayu. Ular bermakna kecerdasan, keberanian dan ketajaman. Sementara itu kayu adalah perkembangan dan pertumbuhan.
 
Vihara yang sarat nilai sejarah ini menjadi saksi adanya budaya lintas generasi yang tetap terjaga. Lilin-lilin berukuran besar sebagai simbol harapan dan keberuntungan bagi setiap keluarga yang datang.<br /> &nbsp;
Vihara yang sarat nilai sejarah ini menjadi saksi adanya budaya lintas generasi yang tetap terjaga. Lilin-lilin berukuran besar sebagai simbol harapan dan keberuntungan bagi setiap keluarga yang datang.
 
Kegiatan ini tidak hanya memiliki makna spiritual, tetapi juga mempererat hubungan antargenerasi dalam komunitas Tionghoa. Para orang tua mengajarkan nilai-nilai leluhur kepada anak-anak mereka, memastikan warisan tradisi ini tetap hidup.<br /> <br /> Editor : Yayus Yuswoprihanto
Kegiatan ini tidak hanya memiliki makna spiritual, tetapi juga mempererat hubungan antargenerasi dalam komunitas Tionghoa. Para orang tua mengajarkan nilai-nilai leluhur kepada anak-anak mereka, memastikan warisan tradisi ini tetap hidup.

Editor : Yayus Yuswoprihanto