PUTRA SANG MAESTRO, PERTUNJUKAN YANG SARAT KRITIK

19 November 2024   |   17:11 WIB

Seniman mementaskan lakon berjudul Putra Sang Maestro di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (14/11/2024). Pentas tersebut menceritakan tentang seorang seniman badut tua yang akan diberi gelar Sang Maestro. Baginya, gelar maestro tidak layak diterima oleh badut seperti dirinya karena masih banyak seniman atau tokoh lain yang menurutnya lebih pantas menyandang gelar ini. Namun pimpinan kota yang hendak memberikan gelar bersikeras supaya badut senior ini mau menerima gelar Maestro. Alasan si pimpinan, badut selama ini terpinggirkan dan direndahkan sehingga gelar ini merupakan upaya untuk mengangkat profesinya.<br />
&nbsp;
Seniman mementaskan lakon berjudul Putra Sang Maestro di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (14/11/2024). Pentas tersebut menceritakan tentang seorang seniman badut tua yang akan diberi gelar Sang Maestro. Baginya, gelar maestro tidak layak diterima oleh badut seperti dirinya karena masih banyak seniman atau tokoh lain yang menurutnya lebih pantas menyandang gelar ini. Namun pimpinan kota yang hendak memberikan gelar bersikeras supaya badut senior ini mau menerima gelar Maestro. Alasan si pimpinan, badut selama ini terpinggirkan dan direndahkan sehingga gelar ini merupakan upaya untuk mengangkat profesinya.
 
Sutradara pertunjukan, Agus Noor, berhasil mengemas cerita dengan mulus dan menarik. Lagu-lagu Slank yang dinyanyikan Endah Laras untuk memuluskan transisi adegan pada pertunjukan tersebut juga memberikan nuansa tersendiri.
Sutradara pertunjukan, Agus Noor, berhasil mengemas cerita dengan mulus dan menarik. Lagu-lagu Slank yang dinyanyikan Endah Laras untuk memuluskan transisi adegan pada pertunjukan tersebut juga memberikan nuansa tersendiri.
Butet Kartaredjasa, seniman senior yang juga salah seorang pemain dalam pentas tersebut berharap&nbsp;dengan munculnya Kementerian Kebudayan para seniman bisa lebih bebas untuk berekspresi sembari menunggu gebrakan, akan dibawa ke mana proses-proses berkebudayaan di Indonesia lewat kebijakan yang digulirkan oleh negara.<br />
<br />
Editor : Yayus Yuswoprihanto
Butet Kartaredjasa, seniman senior yang juga salah seorang pemain dalam pentas tersebut berharap dengan munculnya Kementerian Kebudayan para seniman bisa lebih bebas untuk berekspresi sembari menunggu gebrakan, akan dibawa ke mana proses-proses berkebudayaan di Indonesia lewat kebijakan yang digulirkan oleh negara.

Editor : Yayus Yuswoprihanto