Menanti Reog Ponorogo Sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

09 July 2024   |   23:24 WIB
Image
Arifin Al Alamudi
Sudah 15 tahun menekuni dunia fotografi dan berhasil meraih sejumlah penghargaan fotografi

Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menggelar Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) pada 2-5 Juli 2024, sebagai rangkaian acara Grebeg Suro untuk menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram atau biasa disebut 1 Suro. Berbagai kegiatan seni dan tradisi ditampilkan pada Grebeg Suro tahun ini di antaranya FNPR,&nbsp;Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan&nbsp;Larungan Risalah Doa&nbsp;di&nbsp;Telaga Ngebel.<br />
&nbsp;
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menggelar Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) pada 2-5 Juli 2024, sebagai rangkaian acara Grebeg Suro untuk menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram atau biasa disebut 1 Suro. Berbagai kegiatan seni dan tradisi ditampilkan pada Grebeg Suro tahun ini di antaranya FNPR, Pawai Lintas Sejarah dan Kirab Pusaka, dan Larungan Risalah Doa di Telaga Ngebel.
 
FNRP merupakan kegiatan budaya yang paling dinanti masyarakat yang pada tahun ini merupakan penyelenggaraan ketiga kali dan masuk dalam agenda Kharisma&nbsp;Event&nbsp;Nusantara&nbsp;(KEN).<br />
Sebanyak 37 grup reog dari Ponorogo dan kota lainnya berkompetisi untuk memperebutkan Piala Presiden.&nbsp;Grup reog yang ambil bagian dalam kompetisi tersebut harus mengikuti pakem di Buku Panduan Dasar Pertunjukan Reog Ponorogo. Mereka hanya bisa mengembangkan atau berkreasi dari sisi musik, tata busana, garap tari maupun koreografi.
FNRP merupakan kegiatan budaya yang paling dinanti masyarakat yang pada tahun ini merupakan penyelenggaraan ketiga kali dan masuk dalam agenda Kharisma Event Nusantara (KEN).
Sebanyak 37 grup reog dari Ponorogo dan kota lainnya berkompetisi untuk memperebutkan Piala Presiden. Grup reog yang ambil bagian dalam kompetisi tersebut harus mengikuti pakem di Buku Panduan Dasar Pertunjukan Reog Ponorogo. Mereka hanya bisa mengembangkan atau berkreasi dari sisi musik, tata busana, garap tari maupun koreografi.
Mengutip dari buku Mengenal Kesenian Nasional 5 Reog karya Kustopo, reog berkisah tentang Raja Kelana Suwandana yang ingin melamar putri Kerajaan Kediri bernama Dewi Ragil Kuning atau Putri Sanggalangit. Ketika melakukan perjalanan untuk melamar sang putri, raja dicegah oleh Raja Kediri bernama Singabarong. Kehadiran Raja Kediri ini disertai pasukan tentara yang terdiri dari singa dan burung merak. Sementara, Raja Kelana berpergian bersama wakilnya, Bujanganom, dan pengawal raja yang disebut warok yang memiliki kekuatan ilmu hitam yang mematikan lawan.<br />
Kedua kubu kerajaan kemudian saling bertarung selama berhari-hari namun akhirnya Raja Kediri dan Bantarangin berdamai dan Raja Bantarangin kemudian meminang putrinya Dewi Ragil Kuning
Mengutip dari buku Mengenal Kesenian Nasional 5 Reog karya Kustopo, reog berkisah tentang Raja Kelana Suwandana yang ingin melamar putri Kerajaan Kediri bernama Dewi Ragil Kuning atau Putri Sanggalangit. Ketika melakukan perjalanan untuk melamar sang putri, raja dicegah oleh Raja Kediri bernama Singabarong. Kehadiran Raja Kediri ini disertai pasukan tentara yang terdiri dari singa dan burung merak. Sementara, Raja Kelana berpergian bersama wakilnya, Bujanganom, dan pengawal raja yang disebut warok yang memiliki kekuatan ilmu hitam yang mematikan lawan.
Kedua kubu kerajaan kemudian saling bertarung selama berhari-hari namun akhirnya Raja Kediri dan Bantarangin berdamai dan Raja Bantarangin kemudian meminang putrinya Dewi Ragil Kuning
Perang yang terjadi antara merak dan singa melawan warok ini kemudian menjadi pertunjukan seni. Bisa dikatakan, Reog Ponorogo merupakan kesenian yang menceritakan perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Bantarangin.&nbsp;Kerajaan yang terakhir inilah yang sekarang dikenal sebagai Ponorogo. Saat ini&nbsp;Reog Ponorogo sudah didaftarkan sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO. Sidang penetapan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) UNESCO bakal digelar pada Desember 2024. Semoga hasilnya sesuai harapan sehingga reog yang merupakan kebudayaan asli Indonesia tidak diklaim oleh negara lain.<br />
<br />
Editor : Yayus Yuswoprihanto
Perang yang terjadi antara merak dan singa melawan warok ini kemudian menjadi pertunjukan seni. Bisa dikatakan, Reog Ponorogo merupakan kesenian yang menceritakan perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Bantarangin. Kerajaan yang terakhir inilah yang sekarang dikenal sebagai Ponorogo. Saat ini Reog Ponorogo sudah didaftarkan sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO. Sidang penetapan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) UNESCO bakal digelar pada Desember 2024. Semoga hasilnya sesuai harapan sehingga reog yang merupakan kebudayaan asli Indonesia tidak diklaim oleh negara lain.

Editor : Yayus Yuswoprihanto