Senja baru saja turun saat para pedagang mulai menggelar lapak dagangannya di Sentra Kue Subuh kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat. Seusai lapak digelar, tangan-tangan cekatan mereka mulai menata dagangan berupa kue khas nusantara. 

Sentra Kue Subuh yang dibuka pada pukul 19.00-06.00 itu sudah menjadi ikon di Ibu Kota. Setahun belakangan ini, Sentra Kue Subuh itu menempati area luar persisnya sebelah utara gedung Senen Jaya 1 dan 2, sebelumnya mereka berada di Blok 5. Pusat jajanan yang sudah ada sejak 1980-an itu saat ini ditempati oleh 1.000 pedagang yang berjualan dalam beberapa sif.

Ada berbagai jenis kue yang dijual di sini seperti kue lapis, pastel, lemper, kue pepe, onde-onde, dan berbagai gorengan seperti risol dan bakwan. Selain kue basah, beberapa pedagang juga menjual jenis kue bolu, roti, kue tar ulang tahun, hingga kue-kue kering toples khas Lebaran seperti nastar, lidah kucing, dan lainnya. Harganya pun bervariasi mulai Rp1.000 hingga ratusan ribu rupiah.

 

Para pembeli yang datang tidak hanya dari Jakarta, tetapi ada juga dari Tangerang, Bogor, Bandung, Karawang, Cirebon, Lampung, dan Palembang. Pembelian tidak hanya dilakukan perseorangan, tetapi juga dalam partai besar bahkan ada yang dipasok ke hotel-hotel ternama di Jakarta.

Pada awal Ramadan, sentra penjualan kue tersebut tak seramai hari biasanya karena sejumlah pedagang banyak yang pulang kampung sejenak. Penjualan akan kembali ramai saat mendekati Lebaran karena pembeli banyak yang mencari hidangan untuk Lebaran khususnya kue-kue kering.

Meski mencatat sejarah yang cukup panjang, perjalanan Sentra Kue Subuh Pasar Senen tak selalu senikmat rasa kuenya. Pasang surut dalam perjalanannya dialami para pedagang, mulai dari kebakaran pasar hingga kian menjamurnya sentra-sentra kue subuh di beberapa kawasan di Jakarta.