Beralih Produksi

18 August 2021   |   18:48 WIB
Image
Djuli Pamungkas
Fotografer yang tertarik pada Manusia, Alam dan Budaya

Like
Mohamad Rahman, 28, menyelesaikan pembuatan&nbsp;cincin&nbsp;di studio produksi Indonesian Bamboo Community (IBC), Jalan Melong Asih, Kota Cimahi. Produksi aksesoris ini mengandalkan bahan baku limbah bambu dan kayu dari produksi alat musik yang dihasilkan di IBC.&nbsp;Semula IBC memproduksi alat musik berbahan bambu, namun saat pandemi produksi dialihkan seiring menurunnya permintaan alat musik bambu.&nbsp;<br />
<br />
Setahun lalu Rahman mulai mengembangkan produksi aksesoris dengan material bambu apus atau bambu tali, kayu jati, hingga memakai potongan senar gitar bahkan pecahan kerang sebagai material pelengkap. Dalam satu hari, Rahman bisa memproduksi sebanyak 8 hingga 10&nbsp;cincin. Dibanderol dengan harga Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu&nbsp;cincin&nbsp;buatan Rahman ini mulanya hanya dijual di lingkungan komunitas dan pertemanan. Saat ini, penjualan&nbsp;cincin&nbsp;yang dikerjakan secara&nbsp;hand made&nbsp;tersebut dipasarkan melalui media sosial instagram<br />
&nbsp;
Mohamad Rahman, 28, menyelesaikan pembuatan cincin di studio produksi Indonesian Bamboo Community (IBC), Jalan Melong Asih, Kota Cimahi. Produksi aksesoris ini mengandalkan bahan baku limbah bambu dan kayu dari produksi alat musik yang dihasilkan di IBC. Semula IBC memproduksi alat musik berbahan bambu, namun saat pandemi produksi dialihkan seiring menurunnya permintaan alat musik bambu. 

Setahun lalu Rahman mulai mengembangkan produksi aksesoris dengan material bambu apus atau bambu tali, kayu jati, hingga memakai potongan senar gitar bahkan pecahan kerang sebagai material pelengkap. Dalam satu hari, Rahman bisa memproduksi sebanyak 8 hingga 10 cincin. Dibanderol dengan harga Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu cincin buatan Rahman ini mulanya hanya dijual di lingkungan komunitas dan pertemanan. Saat ini, penjualan cincin yang dikerjakan secara hand made tersebut dipasarkan melalui media sosial instagram