Bagi perempuan di Pulau Timor, NTT menenun adalah kehidupan, untuk mengais rejeki sekaligus upaya melestarikan budaya adat setempat. Mereka pun menurunkan kemampuan menenun mereka kepada anak-anak mereka.

Tak terkecuali di Atambua, perempuan dan tenun sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan. Istimewanya, tenun Atambua memiliki motif khas dan hanya menggunakan pewarna alami. 

Pewarna alami yang digunakannya antara lain daun jati, batang mahoni, indigo vera, suji, kunyit, akar mengkudu dan daun pucuk jati.

Tak perlu susah payah menemukan kain tenun di sana, cukup mengunjungi Galeri Tenun Atambua kita akan menemukan aneka tenun khas. Kain tenun dengan pewarna alam yang dijual dengan harga mulai dari Rp250 ribu ini telah terjual hingga ke berbagai daerah di Indonesia termasuk Ibu Kota.

Galeri yang terletak di perbatasan Indonesia dan Timor Leste tersebut telah memasarkan hasil tenun dan berbagai kerajinan tangan lainnya melalui media sosial seperti instagram, facebook, tiktok, dan youtube.