BUDI DAYA MADU GALO-GALO

13 August 2023   |   21:31 WIB

Dinas Kehutanan Provinsi Sumatra Barat terus berupaya untuk melakukan pengembangan usaha budi daya madu galo-galo atau kelulut karena dinilai memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan. kegiatan budi daya madu galo-galo itu sudah dimulai sejak tahun 2021.
Dinas Kehutanan Provinsi Sumatra Barat terus berupaya untuk melakukan pengembangan usaha budi daya madu galo-galo atau kelulut karena dinilai memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan. kegiatan budi daya madu galo-galo itu sudah dimulai sejak tahun 2021.
Saat ini terdapat kurang lebih 3.000 kotak (stup) lebah madu diberikan kepada Kelompok Perhutanan Sosial dan Kelompok Tani Hutan di 10 UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) se-Sumatra Barat tiap tahunnya.
Saat ini terdapat kurang lebih 3.000 kotak (stup) lebah madu diberikan kepada Kelompok Perhutanan Sosial dan Kelompok Tani Hutan di 10 UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) se-Sumatra Barat tiap tahunnya.
Terdapat ada tiga daerah di Sumbar yang belum melakukan pengembangan usaha budi daya lebah madu galo-galo itu, yakni Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh, dan Kota Solok. Karena daerah tersebut tidak memiliki kawasan hutan.
Terdapat ada tiga daerah di Sumbar yang belum melakukan pengembangan usaha budi daya lebah madu galo-galo itu, yakni Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh, dan Kota Solok. Karena daerah tersebut tidak memiliki kawasan hutan.
Dinas Kehutanan berharap kedepannya usaha budi daya madu galo-galo itu, ada hilirisasi produk madu. Dimana perlu adanya mitra bisnis yang bisa bekerja sama dengan petani hutan untuk jual beli madu dengan tahapan supervisi dan pendampingan tentang persyaratan produk yang akan dikerjasamakan.
Dinas Kehutanan berharap kedepannya usaha budi daya madu galo-galo itu, ada hilirisasi produk madu. Dimana perlu adanya mitra bisnis yang bisa bekerja sama dengan petani hutan untuk jual beli madu dengan tahapan supervisi dan pendampingan tentang persyaratan produk yang akan dikerjasamakan.