TRADISI JAWA KUNO DALAM MENYAMBUT RAMADAN

10 May 2021   |   14:06 WIB

Pagi hari itu matahari bersinar cerah. Beberapa warga komunitas adat Banokeling Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah berkumpul di rumah tetua. Mereka menggelar pertemuan, para ibu berjalan duduk berurutan untuk menyalami tetua adat. Ritual salam ini diadakan sebelum acara inti Unggahan.
Pagi hari itu matahari bersinar cerah. Beberapa warga komunitas adat Banokeling Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah berkumpul di rumah tetua. Mereka menggelar pertemuan, para ibu berjalan duduk berurutan untuk menyalami tetua adat. Ritual salam ini diadakan sebelum acara inti Unggahan.
Unggahan merupakan tradisi paling banyak diikuti warga komunitas adat Banokeling. Mereka datang dari berbagai daerah dengan jalan kaki puluhan kilometer. Kebanyakan berasal dari daerah Adiraja, Cilacap, Banyumas dan sekitarnya.
Unggahan merupakan tradisi paling banyak diikuti warga komunitas adat Banokeling. Mereka datang dari berbagai daerah dengan jalan kaki puluhan kilometer. Kebanyakan berasal dari daerah Adiraja, Cilacap, Banyumas dan sekitarnya.
Prosesi ini biasanya dilaksanakan pada Jumat terakhir Ruwah dalam kalender Jawa atau menjelang bulan Ramadan. Adapun unggahan berlangsung selama tiga hari dengan melibatkan lebih dari 1000 warga Banokeling.
Prosesi ini biasanya dilaksanakan pada Jumat terakhir Ruwah dalam kalender Jawa atau menjelang bulan Ramadan. Adapun unggahan berlangsung selama tiga hari dengan melibatkan lebih dari 1000 warga Banokeling.
Puncak dari prosesi unggahan adalah melakukan ziarah kubur di kompleks permakaman leluhur mereka, Banokeling. Di kompleks makam itulah, secara bergiliran, mereka melakukan ritual dengan berpakaian adat Jawa kuno sembari memanjatkan doa dan membakar kemenyan.
Puncak dari prosesi unggahan adalah melakukan ziarah kubur di kompleks permakaman leluhur mereka, Banokeling. Di kompleks makam itulah, secara bergiliran, mereka melakukan ritual dengan berpakaian adat Jawa kuno sembari memanjatkan doa dan membakar kemenyan.