Sentra Batik di Sragen

09 November 2022   |   19:13 WIB

Batik sebagai warisan leluhur bangsa Indonesia yang sangat berharga dan harus dilestarikan. Di kecamatan masaran, kabupaten sragen terdapat desa wisata batik/kampung batik. Beberapa kampung batik yang ada di kabupaten sragen yaitu desa kliwonan, pilang, pungsari, dan sidodadi. Sragen menjadi pusat produksi batik terbesar setelah Pekalongan dan Solo. Di Kecamatan Masaran terdapat 100 UKM batik yang tersebar di Desa Kliwonan dan Pilang. Sedangkan di Kecamatan Plupuh terdapat 35 UKM yang tersebar di Desa Pungsari, Jabung, dan Gedongan. Industri batik tersebut mampu menyerap tenaga kerja 4.566 orang. Sentra batik di Kabupaten Sragen berada di Kecamatan Masaran dan Plupuh, yang letaknya saling berseberangan di sisi selatan dan utara Sungai Bengawan Solo.<br />
<br />
Kebanyakan dari mereka memproduksi batik dengan jenis antara lain, batik tulis, batik cap, batik cabut, batik kombinasi, dan batik printing. Kapasitas produksi batik Desa Pilang sebesar 300.045 potong/bulan, Kliwonan 281.105 potong/bulan, Jabung 104.000 potong/bulan, Gedongan 123.400 potong/bulan, Pungsari 92.000 potong/bulan. Secara keseluruhan, nilai produksi batik Sragen mencapai Rp. 95.883.750.000/bulan. Pemasaran produk batik mulai dari lokal, regional sampai tingkat nasional, seperti Solo, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Jakarta dan Bali. Sedangkan pemasaran di Luar Jawa mencapai Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi, serta ekspor melalui pihak ketiga. Oleh karena itu batik di Kabupaten Sragen telah ditetapkan sebagai Produk Unggulan Daerah (PUD).<br />
<br />
Selama ini batik Sragen masih belum begitu dikenal oleh masyarakat luas karena para pengrajin biasanya memasarkan produksinya ke berbagai wilayah diluar Sragen seperti Solo dan Yogyakarta sehingga masyarakat lebih mengenal batik&nbsp; Solo atua Batik Jogja. Kesulitan para pengrajin dalam memasarkan produksi batik di wilayah Sragen inilah yang mendorong Pemerintah Kabupaten Sragen untuk membantu mengakomodir kebutuhan pemasaran batik bagi para pengrajin dalam wadah&nbsp;Pusat Grosir dan Eceran Batik Sukowati&nbsp;yang dibuka pada tanggal 6 Februari 2005 serta&nbsp;Sentra Bisnis Batik Sragen&nbsp;(SBSS)&nbsp;pada tanggal 15 Januari 2006.<br />
&nbsp;
Batik sebagai warisan leluhur bangsa Indonesia yang sangat berharga dan harus dilestarikan. Di kecamatan masaran, kabupaten sragen terdapat desa wisata batik/kampung batik. Beberapa kampung batik yang ada di kabupaten sragen yaitu desa kliwonan, pilang, pungsari, dan sidodadi. Sragen menjadi pusat produksi batik terbesar setelah Pekalongan dan Solo. Di Kecamatan Masaran terdapat 100 UKM batik yang tersebar di Desa Kliwonan dan Pilang. Sedangkan di Kecamatan Plupuh terdapat 35 UKM yang tersebar di Desa Pungsari, Jabung, dan Gedongan. Industri batik tersebut mampu menyerap tenaga kerja 4.566 orang. Sentra batik di Kabupaten Sragen berada di Kecamatan Masaran dan Plupuh, yang letaknya saling berseberangan di sisi selatan dan utara Sungai Bengawan Solo.

Kebanyakan dari mereka memproduksi batik dengan jenis antara lain, batik tulis, batik cap, batik cabut, batik kombinasi, dan batik printing. Kapasitas produksi batik Desa Pilang sebesar 300.045 potong/bulan, Kliwonan 281.105 potong/bulan, Jabung 104.000 potong/bulan, Gedongan 123.400 potong/bulan, Pungsari 92.000 potong/bulan. Secara keseluruhan, nilai produksi batik Sragen mencapai Rp. 95.883.750.000/bulan. Pemasaran produk batik mulai dari lokal, regional sampai tingkat nasional, seperti Solo, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Jakarta dan Bali. Sedangkan pemasaran di Luar Jawa mencapai Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi, serta ekspor melalui pihak ketiga. Oleh karena itu batik di Kabupaten Sragen telah ditetapkan sebagai Produk Unggulan Daerah (PUD).

Selama ini batik Sragen masih belum begitu dikenal oleh masyarakat luas karena para pengrajin biasanya memasarkan produksinya ke berbagai wilayah diluar Sragen seperti Solo dan Yogyakarta sehingga masyarakat lebih mengenal batik  Solo atua Batik Jogja. Kesulitan para pengrajin dalam memasarkan produksi batik di wilayah Sragen inilah yang mendorong Pemerintah Kabupaten Sragen untuk membantu mengakomodir kebutuhan pemasaran batik bagi para pengrajin dalam wadah Pusat Grosir dan Eceran Batik Sukowati yang dibuka pada tanggal 6 Februari 2005 serta Sentra Bisnis Batik Sragen (SBSS) pada tanggal 15 Januari 2006.