Pacu Jawi, Tradisi Negeri Agraria Tanah Datar Minangkabau

09 November 2022   |   19:09 WIB

Jika di Madura ada karapan sapi, maka di Kampungku Sumatera Barat ada pacu jawi. Namun keduanya memiliki perbedaan yaitu jika Karapan Sapi menggunakan tanah datar dan kering sebagai arena, sedangkan Pacu Jawi menggunakan area sawah yang sudah basah. Pacu jawi merupakan atraksi budaya anak nagari yang ada di kabupaten Tanah Datar, Sumatera barat. Acara pacu jawi sudah ada sejak ratusan tahun. Setiap kali musim panen berakhir, masyarakat setempat mengadakan atraksi budaya ini. Tujuan utama adalah untuk hiburan semata dan pengisi waktu luang hingga sawah siap kembali ditanam.<br />
<br />
Pada acara Pacu Jawi, hal yang paling mencolok adalah jokinya. Joki sapi dibekali alat bajak pacu yang terbuat dari bambu sebagai alat berpijak ketika lomba dimulai. alat tersebut merupakan salah satu peralatan yang biasa digunakan petani untuk membajak sawahnya. Lalu, joki juga tampak mengendalikan sapinya dengan cara menggigit dan menarik ekor sapi, hal itu bertujuan laju sapi semakin cepat. Keunikan lainnya yaitu tidak adanya lawan dalam perlombaan. Cara tersebut dibuat agar tidak terjadi taruhan yang kerap ada pada saat balapan.<br />
<br />
Pacu jawi adalah alek atau perayaan anak nagari yang sudah mendunia. Ini terbukti dengan banyaknya para pencinta fotografi baik dalam dan luar negeri yang datang untuk mengabadikan momen tersebut. Tradisi budaya seperti ini harus terus dilestarikan dan dikenalkan kepada generasi muda agar tradisi budaya ini tidak punan dan hilang begitu saja.<br />
&nbsp;
Jika di Madura ada karapan sapi, maka di Kampungku Sumatera Barat ada pacu jawi. Namun keduanya memiliki perbedaan yaitu jika Karapan Sapi menggunakan tanah datar dan kering sebagai arena, sedangkan Pacu Jawi menggunakan area sawah yang sudah basah. Pacu jawi merupakan atraksi budaya anak nagari yang ada di kabupaten Tanah Datar, Sumatera barat. Acara pacu jawi sudah ada sejak ratusan tahun. Setiap kali musim panen berakhir, masyarakat setempat mengadakan atraksi budaya ini. Tujuan utama adalah untuk hiburan semata dan pengisi waktu luang hingga sawah siap kembali ditanam.

Pada acara Pacu Jawi, hal yang paling mencolok adalah jokinya. Joki sapi dibekali alat bajak pacu yang terbuat dari bambu sebagai alat berpijak ketika lomba dimulai. alat tersebut merupakan salah satu peralatan yang biasa digunakan petani untuk membajak sawahnya. Lalu, joki juga tampak mengendalikan sapinya dengan cara menggigit dan menarik ekor sapi, hal itu bertujuan laju sapi semakin cepat. Keunikan lainnya yaitu tidak adanya lawan dalam perlombaan. Cara tersebut dibuat agar tidak terjadi taruhan yang kerap ada pada saat balapan.

Pacu jawi adalah alek atau perayaan anak nagari yang sudah mendunia. Ini terbukti dengan banyaknya para pencinta fotografi baik dalam dan luar negeri yang datang untuk mengabadikan momen tersebut. Tradisi budaya seperti ini harus terus dilestarikan dan dikenalkan kepada generasi muda agar tradisi budaya ini tidak punan dan hilang begitu saja.