Pacu Jawi, Atraksi budaya Minangkabau yang mendunia

09 November 2022   |   19:07 WIB

Di Tanah Minang terdapat sebuah kebudayaan yang begitu menarik dan unik yaitu Pacu Jawi. Pacu jawi adalah &quot;alek&quot; atau perayaan anak nagari di Kabupaten Tanah Datar yang digelar di empat kecamatan. Pacu jawi di kendalikan oleh seorang joki tanpa alas kaki dengan alat bajak sebagai tempat berpegangan dan bertumpu yang dukaitkan pada sepasang sapi dan kemudian berlari di dalam sawah berair dan berlumpur. Uniknya sang joki menarik dan menggigit ekor sapi (gigit ikua) tersebut agar sapi berlari kencang ada juga yang bergaya bebas saat melaju.<br />
<br />
Biasanya, Alek Pacu Jawi dilaksanakan setelah selesai musim panen dilaksanakan dan lokasinya di sawah yang cukup Panjang dan lebar dan tidak dalam. Kegiatan ini memiliki dampak yang positif bagi masyarakat sekitar untuk membuka peluangan kegiatan ekonomi seperti berdagang makanan dan minuman di sekitar lokasi pacu jawi, membuka lahan parkir untuk para pengunjung dan sebagainya. Dari segi dampak sosial, dapat menjaga gotong royong dalam menyiapkan arena pacu jawi, membuat pembatas agar sapi-sapi tidak keluar lintasan dan saat acara telah selesai masyarakat agar bergotong royong kembali untuk membersihkan arena.<br />
<br />
Dan yang paling utama acara pacu jawi ini sebagai sarana hiburan untuk semua kalangan yang dapat juga memperat silaturahmi dan menambah semangat para pemilik sapi karena dapat menambah nilai jual. Kegiatan pacu jawi di daerah kita ini sangat unik dan berbeda dengan daerah lain ini sehingga perlu dilestarikan sebagai budaya dan tradisi masyarakat Tanah Datar dan akan terus dikenal ke generasi berikutnya. Jangan salah meskipun hanya sebatas kabupaten saja, namun pacu jawi sudah mendunia. Pacu Jawi juga kerap menjadi tempat hunting bagi komunitas foto dalam dan luar negeri.
Di Tanah Minang terdapat sebuah kebudayaan yang begitu menarik dan unik yaitu Pacu Jawi. Pacu jawi adalah "alek" atau perayaan anak nagari di Kabupaten Tanah Datar yang digelar di empat kecamatan. Pacu jawi di kendalikan oleh seorang joki tanpa alas kaki dengan alat bajak sebagai tempat berpegangan dan bertumpu yang dukaitkan pada sepasang sapi dan kemudian berlari di dalam sawah berair dan berlumpur. Uniknya sang joki menarik dan menggigit ekor sapi (gigit ikua) tersebut agar sapi berlari kencang ada juga yang bergaya bebas saat melaju.

Biasanya, Alek Pacu Jawi dilaksanakan setelah selesai musim panen dilaksanakan dan lokasinya di sawah yang cukup Panjang dan lebar dan tidak dalam. Kegiatan ini memiliki dampak yang positif bagi masyarakat sekitar untuk membuka peluangan kegiatan ekonomi seperti berdagang makanan dan minuman di sekitar lokasi pacu jawi, membuka lahan parkir untuk para pengunjung dan sebagainya. Dari segi dampak sosial, dapat menjaga gotong royong dalam menyiapkan arena pacu jawi, membuat pembatas agar sapi-sapi tidak keluar lintasan dan saat acara telah selesai masyarakat agar bergotong royong kembali untuk membersihkan arena.

Dan yang paling utama acara pacu jawi ini sebagai sarana hiburan untuk semua kalangan yang dapat juga memperat silaturahmi dan menambah semangat para pemilik sapi karena dapat menambah nilai jual. Kegiatan pacu jawi di daerah kita ini sangat unik dan berbeda dengan daerah lain ini sehingga perlu dilestarikan sebagai budaya dan tradisi masyarakat Tanah Datar dan akan terus dikenal ke generasi berikutnya. Jangan salah meskipun hanya sebatas kabupaten saja, namun pacu jawi sudah mendunia. Pacu Jawi juga kerap menjadi tempat hunting bagi komunitas foto dalam dan luar negeri.