Ujian Jiwa

21 August 2022   |   10:53 WIB
Image
Fransisco Fernando
photography west borneo

Like
<div style="text-align: justify;">Pemulung Tua menyusuri lorong demi lorong penuh lubang. Jalan yang di lalui tak rata dan penuh liku. bebatuan yang tajam dan licin terkadang sangat menyulitkan, namun langkah kaki Pemulung Tua tak pernah berhenti membawa tubuh renta menyusuri waktu. Pemulung memang miskin dan berkekurangan, tak ada rumah yang nyaman untuk bernaung dari hujan dan panas mentari, tak ada kasur yang empuk untuk baringkan tubuh yang penat. tapi itu lebih baik dari pada mereka yang bernaung di bawah atap kedengkian dan tertidur pulas di atas kemerosotan moral yang parah serta merampas mimpi-mimpi orang tertindas. Pemulung Tua yang hina, namun tak sehina yang mengaku dirinya orang mulia. meski kaki-kaki kian terluka dan tetap tegar berjalan di jalan kebenaran. bukan berjalan di atas kepala orang lain seperti mereka .</div>
Pemulung Tua menyusuri lorong demi lorong penuh lubang. Jalan yang di lalui tak rata dan penuh liku. bebatuan yang tajam dan licin terkadang sangat menyulitkan, namun langkah kaki Pemulung Tua tak pernah berhenti membawa tubuh renta menyusuri waktu. Pemulung memang miskin dan berkekurangan, tak ada rumah yang nyaman untuk bernaung dari hujan dan panas mentari, tak ada kasur yang empuk untuk baringkan tubuh yang penat. tapi itu lebih baik dari pada mereka yang bernaung di bawah atap kedengkian dan tertidur pulas di atas kemerosotan moral yang parah serta merampas mimpi-mimpi orang tertindas. Pemulung Tua yang hina, namun tak sehina yang mengaku dirinya orang mulia. meski kaki-kaki kian terluka dan tetap tegar berjalan di jalan kebenaran. bukan berjalan di atas kepala orang lain seperti mereka .