Pacu Jawi

20 August 2022   |   19:37 WIB

Like
Indonesia kaya dari segi budaya dan tradisi salah satunya adalah Pacu Jawi. Dikenal juga dengan Alek Nagari Pacu Jawi yaitu sebuah acara budaya pacuan sapi dari Kabupaten Tanah Data, Sumatera Barat. Kegiantan ini dilaksanakan di area persawahan milik masyarakat setempat, dua ekor sapi dikendalikan oleh seorang joki sekaligus, joki akan mengendalikan sapi pada sawah tersebut hingga batas yang ditentukan. Saat sapi-sapi ini mulai berlari lumpur akan berterbangan, sesekali terdengar alunan musik tradisional minang dan diselinggi sorak sorai penonton yang menambah keseruan pacu jawi.<br />
Menurut literaturnya pacu jawi sudah ada sejak ratusan tahun silam, berawal dari kegiatan petani setempat setelah musim panen, dan untuk mengisi waktu luang dan menjadi sarana hiburan bagi masyarakat setempat maka diadakan lah pacu jawi sekaligus sebagai perayaan pasca panen.<br />
Pacu Jawi takhanya sekedar balapan sapi, terdapat banyak filosofi, diantaranya pemimpin dan rakyat bisa berjalan bersama, inilah kenapa sapi yang dipakai untuk pacu jawi ada dua ekor dan pemenangnya tidak ditentukan siapa yang tercepat tetapi yang bisa berlari lurus sampai tujuan, filosofinya adalah sapi saja harus dituntut berjalan lurus apalagi manusia.<br />
Tradisi ini juga sudah mendunia, terutama dikalangan fotografer, menjadi agenda budaya yang sangat dicari dan ditunggu oleh fotografer, baik dari dalam maupun luar negeri. Kegiatan Pacu Jawi pun masih dipertahankan sampai sekarang.
Indonesia kaya dari segi budaya dan tradisi salah satunya adalah Pacu Jawi. Dikenal juga dengan Alek Nagari Pacu Jawi yaitu sebuah acara budaya pacuan sapi dari Kabupaten Tanah Data, Sumatera Barat. Kegiantan ini dilaksanakan di area persawahan milik masyarakat setempat, dua ekor sapi dikendalikan oleh seorang joki sekaligus, joki akan mengendalikan sapi pada sawah tersebut hingga batas yang ditentukan. Saat sapi-sapi ini mulai berlari lumpur akan berterbangan, sesekali terdengar alunan musik tradisional minang dan diselinggi sorak sorai penonton yang menambah keseruan pacu jawi.
Menurut literaturnya pacu jawi sudah ada sejak ratusan tahun silam, berawal dari kegiatan petani setempat setelah musim panen, dan untuk mengisi waktu luang dan menjadi sarana hiburan bagi masyarakat setempat maka diadakan lah pacu jawi sekaligus sebagai perayaan pasca panen.
Pacu Jawi takhanya sekedar balapan sapi, terdapat banyak filosofi, diantaranya pemimpin dan rakyat bisa berjalan bersama, inilah kenapa sapi yang dipakai untuk pacu jawi ada dua ekor dan pemenangnya tidak ditentukan siapa yang tercepat tetapi yang bisa berlari lurus sampai tujuan, filosofinya adalah sapi saja harus dituntut berjalan lurus apalagi manusia.
Tradisi ini juga sudah mendunia, terutama dikalangan fotografer, menjadi agenda budaya yang sangat dicari dan ditunggu oleh fotografer, baik dari dalam maupun luar negeri. Kegiatan Pacu Jawi pun masih dipertahankan sampai sekarang.