PEREMPUAN DALAM TRADISI UNGAHAN

26 April 2022   |   00:00 WIB

Ratusan warga komunitas adat Banokeling tak terkecuali kaum perempuan melakukan laku berupa berjalan kaki puluhan kilo meter dari kampung mereka menuju kompleks pemakaman leluhur mereka di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. 
<div>&nbsp;</div>
Ratusan warga komunitas adat Banokeling tak terkecuali kaum perempuan melakukan laku berupa berjalan kaki puluhan kilo meter dari kampung mereka menuju kompleks pemakaman leluhur mereka di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. 
 
Mereka menjalankan tradisi unggah-unggahan, atau ziarah ke makam leluhur, yang digelar Jumat terakhir setiap menjelang bulan Ramadan. Acara berlangsung lima hari, mulai dari penyambutan tamu, berdoa bersama, ziarah, selamatan, dan pengiringan tamu pulang.
<div>&nbsp;</div>
Mereka menjalankan tradisi unggah-unggahan, atau ziarah ke makam leluhur, yang digelar Jumat terakhir setiap menjelang bulan Ramadan. Acara berlangsung lima hari, mulai dari penyambutan tamu, berdoa bersama, ziarah, selamatan, dan pengiringan tamu pulang.
 
Tradisi ini&nbsp;menjadi warisan budaya Banyumas yang berbasis agraris. Tujuannya, untuk meluruhkan nafsu sebagai manusia agar kembali fitri. Inilah bagian dari kearifan masyarakat adat Jawa kuno yang masih bertahan saat ini.&nbsp;
Tradisi ini menjadi warisan budaya Banyumas yang berbasis agraris. Tujuannya, untuk meluruhkan nafsu sebagai manusia agar kembali fitri. Inilah bagian dari kearifan masyarakat adat Jawa kuno yang masih bertahan saat ini. 
Ratusan perempuan ini berbalut kemban dengan selendang melingkari pundak. Dalam keheningan, satu per satu menjalankan ritual unggah-unggahan, mendoakan leluhur, membersihkan batin sebelum Ramadan. Mereka berjajar rapi, di kompleks makam Banokeling.
<div>&nbsp;</div>
Ratusan perempuan ini berbalut kemban dengan selendang melingkari pundak. Dalam keheningan, satu per satu menjalankan ritual unggah-unggahan, mendoakan leluhur, membersihkan batin sebelum Ramadan. Mereka berjajar rapi, di kompleks makam Banokeling.
 
Sosok Banokeling sendiri, konon adalah tokoh spiritual dari Kadipaten Pasir Luhur pada masanya. Wilayah ini dulu merupakan bagian dari Kerajaan Padjadjaran. Kedatangan Banokeling ke Desa Pekuncen dalam rangka pembukaan wilayah pertanian. Oleh karena itu, nuansa agraris menjadi ciri utama tradisi komunitas adat ini.&nbsp;
<div>&nbsp;</div>
Sosok Banokeling sendiri, konon adalah tokoh spiritual dari Kadipaten Pasir Luhur pada masanya. Wilayah ini dulu merupakan bagian dari Kerajaan Padjadjaran. Kedatangan Banokeling ke Desa Pekuncen dalam rangka pembukaan wilayah pertanian. Oleh karena itu, nuansa agraris menjadi ciri utama tradisi komunitas adat ini. 
 
Olah batin menjadi penyangga utama arah keyakinan pengikut Banokeling. Mereka meyakini, batin yang bersih merupakan kunci utama mendapatkan kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat kelak.
Olah batin menjadi penyangga utama arah keyakinan pengikut Banokeling. Mereka meyakini, batin yang bersih merupakan kunci utama mendapatkan kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat kelak.