NADA LOKAL TEMBUS INTERNASIONAL

23 January 2022   |   20:14 WIB

Perajin beraktivitas menyelesaikan pembuatan gitar di sentra produksi berskala rumahan
Perajin beraktivitas menyelesaikan pembuatan gitar di sentra produksi berskala rumahan
Sentra produksi gitar Arya Guitar bertempat di bilangan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sentra produksi gitar Arya Guitar bertempat di bilangan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Meski tergolong produsen berskala rumahan, gitar yang dihasilkan, baik yang berjenis elektrik maupun akustik mampu menarik perhatian konsumen di tingkat nasional maupun internasional.
Meski tergolong produsen berskala rumahan, gitar yang dihasilkan, baik yang berjenis elektrik maupun akustik mampu menarik perhatian konsumen di tingkat nasional maupun internasional.
Untuk sebuah gitar bertipe custom ia mematok harga Rp3 juta hingga Rp10 juta perbuah ke distributor, tergantung bahan dan jenis kelengkapan yang diinginkan.
Untuk sebuah gitar bertipe custom ia mematok harga Rp3 juta hingga Rp10 juta perbuah ke distributor, tergantung bahan dan jenis kelengkapan yang diinginkan.
Siapa bilang industri rumahan tidak bisa menembus pasar ekspor? Anggapan itu tentu keliru bagi Ari Arya, seorang perajin atau pembuat gitar profesional, yang karyanya mampu menembus pasar dunia.<br />
<br />
Sentra produksi gitar miliknya yang dinamai Arya Guitar bertempat di bilangan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di tempat ini, pria yang akrab disapa Vey mampu memproduksi 25 hingga 35 buah gitar berkualitas.<br />
<br />
Meski tergolong produsen berskala rumahan, gitar yang dihasilkan, baik yang berjenis elektrik maupun akustik mampu menarik perhatian konsumen di tingkat nasional maupun internasional. Melalui kerja sama dengan beberapa distributor tetap, nada yang dihasilkan dari gitar-gitar buatan Vey mampu menjadi daya tarik bagi pecinta musik dari belahan dunia lain. Diantaranya Belanda dan Uni Emirat Arab sebagai pelanggan tetap.<br />
<br />
Vey tidak pernah membayangkan jika usaha yang digelutinya sejak 2013 ini mampu berkembang dan disukai konsumen. Menurutnya jenis gitar custom atau yang didesain sesuai pesanan lebih diminati. Selain itu harganya juga lebih bersaing.<br />
<br />
Untuk sebuah gitar bertipe custom ia mematok harga Rp3 juta hingga Rp10 juta perbuah ke distributor, tergantung bahan dan jenis kelengkapan yang diinginkan. Harga yang terbilang lumayan jika dibandingkan dengan jenis konvensional yang dibanderol Rp1,1 juta hingga Rp1,5 juta perbuah.<br />
<br />
Meski begitu, Vey mengaku untuk mempertahankan penjualan ekspor tidak mudah. Ketersediaan bahan baku yang merupakan produk impor seringkali tidak mampu mengimbangi jumlah pesanan dari para distributor. Terutama untuk tipe custom yang dibuat dari sparepart grade A. &ldquo;Apalagi di tengah pandemi Corona seperti sekarang, produksi saya tidak maksimal. Bahan baku susah karena sebagian besar dari China&rdquo;, ucapnya.<br />
<br />
Tantangan lain yang ia hadapi adalah ketergantungannya pada distributor dan bahan impor. Vey sering merasa kesulitan untuk memenuhi permintaan dalam jumlah besar dari distributor, yang berujung pada pembatalan pesanan.<br />
<br />
Tidak hanya Vey, kendala serupa juga dialami para pelaku UMKM lain di Indonesia. Perlu solusi lain untuk memasarkan karya produk-produk mereka.<br />
<br />
Untuk itu pemerintah terus berupaya memfasilitasi UMKM untuk dapat menembus pasar global, diantaranya edukasi untuk memanfaatkan platform digital dan marketplace guna memudahkan dan memperluas pemasaran produk mereka.<br />
<br />
Salah satu terobosan serupa adalah kolaborasi pemerintah dengan perusahaan dagang elektronik (dagang-el/e-commerce), dengan mengembangkan kanal yang didedikasikan khusus untuk menyoroti produk-produk lokal Indonesia yang berkualitas, yang berdampak signifikan pada peningkatan transaksi produk UMKM.<br />
&nbsp;
Siapa bilang industri rumahan tidak bisa menembus pasar ekspor? Anggapan itu tentu keliru bagi Ari Arya, seorang perajin atau pembuat gitar profesional, yang karyanya mampu menembus pasar dunia.

Sentra produksi gitar miliknya yang dinamai Arya Guitar bertempat di bilangan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di tempat ini, pria yang akrab disapa Vey mampu memproduksi 25 hingga 35 buah gitar berkualitas.

Meski tergolong produsen berskala rumahan, gitar yang dihasilkan, baik yang berjenis elektrik maupun akustik mampu menarik perhatian konsumen di tingkat nasional maupun internasional. Melalui kerja sama dengan beberapa distributor tetap, nada yang dihasilkan dari gitar-gitar buatan Vey mampu menjadi daya tarik bagi pecinta musik dari belahan dunia lain. Diantaranya Belanda dan Uni Emirat Arab sebagai pelanggan tetap.

Vey tidak pernah membayangkan jika usaha yang digelutinya sejak 2013 ini mampu berkembang dan disukai konsumen. Menurutnya jenis gitar custom atau yang didesain sesuai pesanan lebih diminati. Selain itu harganya juga lebih bersaing.

Untuk sebuah gitar bertipe custom ia mematok harga Rp3 juta hingga Rp10 juta perbuah ke distributor, tergantung bahan dan jenis kelengkapan yang diinginkan. Harga yang terbilang lumayan jika dibandingkan dengan jenis konvensional yang dibanderol Rp1,1 juta hingga Rp1,5 juta perbuah.

Meski begitu, Vey mengaku untuk mempertahankan penjualan ekspor tidak mudah. Ketersediaan bahan baku yang merupakan produk impor seringkali tidak mampu mengimbangi jumlah pesanan dari para distributor. Terutama untuk tipe custom yang dibuat dari sparepart grade A. “Apalagi di tengah pandemi Corona seperti sekarang, produksi saya tidak maksimal. Bahan baku susah karena sebagian besar dari China”, ucapnya.

Tantangan lain yang ia hadapi adalah ketergantungannya pada distributor dan bahan impor. Vey sering merasa kesulitan untuk memenuhi permintaan dalam jumlah besar dari distributor, yang berujung pada pembatalan pesanan.

Tidak hanya Vey, kendala serupa juga dialami para pelaku UMKM lain di Indonesia. Perlu solusi lain untuk memasarkan karya produk-produk mereka.

Untuk itu pemerintah terus berupaya memfasilitasi UMKM untuk dapat menembus pasar global, diantaranya edukasi untuk memanfaatkan platform digital dan marketplace guna memudahkan dan memperluas pemasaran produk mereka.

Salah satu terobosan serupa adalah kolaborasi pemerintah dengan perusahaan dagang elektronik (dagang-el/e-commerce), dengan mengembangkan kanal yang didedikasikan khusus untuk menyoroti produk-produk lokal Indonesia yang berkualitas, yang berdampak signifikan pada peningkatan transaksi produk UMKM.