Mayoritas Gen Z Indonesia Tertarik Makanan Korea, Mie Instan Jadi Favorit
03 June 2025 |
21:55 WIB
Dari K-Pop hingga K-Drama, gelombang budaya Korea Selatan (K-Wave) terus memengaruhi gaya hidup generasi muda di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Salah satu bentuk ekspansi paling terasa dari fenomena ini adalah pada selera makan.
Makanan dari Negeri Ginseng kini tak lagi dianggap asing. Mulai dari kimchi, tteokbokki, dan ramen pedas khas Korea telah menjadi bagian dari menu harian sebagian anak muda di Indonesia.
Tren ini bukan sekadar euforia sesaat. Survei YouGov 2024 menunjukkan lebih dari 60 persen Gen Z Indonesia tertarik mencoba makanan Korea, dengan satu dari tiga menyebut ramen instan Korea sebagai simbol eksplorasi rasa yang modern dan seru. Bagi banyak orang, ramen Korea menjadi “pintu masuk” ke pengalaman kuliner yang lebih luas dari negeri ginseng tersebut.
Tak heran jika pasar Indonesia kini menjadi salah satu destinasi utama bagi berbagai merek makanan Korea, termasuk produsen ramen instan.
Dalam satu dekade terakhir, permintaan terhadap ramen instan Korea meningkat signifikan, seiring meningkatnya konsumsi ramen secara nasional yang kini mencapai lebih dari 14 miliar porsi per tahun menurut data World Instant Noodles Association (WINA).
Baca juga: 7 Franchise Makanan Korea dengan Modal Kecil, Ada Holdak Indonesia dan Kimbap Ina
Elny Widjaja, Head of Marketing & Sales Samyang Foods Indonesia mengatakan, pertumbuhan kuliner Korea di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari kuatnya pengaruh pop culture Korea, terutama drama dan film.
"Saya rasa banyak faktornya. Yang pertama, betul sekali, dari movie. Banyak yang nonton drama Korea sambil nangis, sambil makan Samyang," ujarnya dalam peluncuran Samyang ROSÉ dan Samyang Quattro Cheese, Selasa (3/6/2025).
Menurutnya, media menjadi medium penting dalam menyebarkan budaya Korea, termasuk makanannya. Hal ini juga didukung oleh peran influencer di media sosial dan YouTube yang turut mengkreasikan konten bertema kuliner Korea, membuat generasi muda Indonesia semakin familiar dan penasaran untuk mencoba.
Tren konsumsi media digital yang tinggi di kalangan Gen Z dan milenial juga mempercepat adopsi kuliner Korea. “Generasi muda sekarang nongkrongnya bukan cuma di mal, tapi di depan laptop dan handphone. Dari situ mereka terekspos dengan budaya makan Korea lewat konten kreatif para influencer,” tambahnya.
Meskipun membawa cita rasa otentik Korea, Samyang tidak serta merta menerapkannya begitu saja. Mereka melakukan penyesuaian dengan preferensi lokal, khususnya terhadap tingkat kepedasan dan tipe rasa. “Samyang punya strategi. Cita rasa pedasnya bisa di-tweak sesuai selera lokal,” imbuh Elny.
Misalnya dua varian Samyang yang populer secara global Quattro Cheese dan Rose, yang kini dibawa ke Indonesia. Kedua varian ini mencerminkan tren global yang semakin mengarah ke fusion food yakni menggabungkan rasa khas Korea dengan elemen kuliner Barat.
Varian ROSÉ, mengadopsi saus krim tomat khas pasta Italia yang dikombinasikan dengan tingkat kepedasan khas Korea. Sementara Quattro Cheese menghadirkan sensasi gurih dari perpaduan empat jenis keju, menjawab selera konsumen yang kian akrab dengan rasa creamy dan cheesy.
“Kami tidak ingin terjebak di red ocean. Karena banyak pemain besar sudah lebih dulu bermain di rasa lokal. Tapi tidak menutup kemungkinan, kami akan luncurkan cita rasa khas Indonesia ke depannya,” katanya.
Meskipun Samyang banyak dikenal di kalangan Gen Z dan milenial, mereka tidak membatasi pasar hanya pada kelompok usia muda. “Target kami bukan hanya anak muda, tapi juga pekerja profesional dan generasi yang lebih senior. Produk kami relevan untuk semua kalangan,” ujar Eunsan Jeong, Presiden Direktur Samyang Foods Indonesia.
Menurutnya, konsumen di Indonesia khususnya dari kelompok usia muda sangat terbuka terhadap eksplorasi rasa baru. “Kami melihat dinamika rasa yang berkembang ini sebagai peluang untuk menghadirkan produk yang bukan hanya enak, tapi juga relevan dengan gaya hidup dan preferensi lokal,” tuturnya.
Baca juga: 3 Resep Banchan Korea untuk Menu Sahur, Jangjorim sampai Eomuk Bokkeum
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Makanan dari Negeri Ginseng kini tak lagi dianggap asing. Mulai dari kimchi, tteokbokki, dan ramen pedas khas Korea telah menjadi bagian dari menu harian sebagian anak muda di Indonesia.
Tren ini bukan sekadar euforia sesaat. Survei YouGov 2024 menunjukkan lebih dari 60 persen Gen Z Indonesia tertarik mencoba makanan Korea, dengan satu dari tiga menyebut ramen instan Korea sebagai simbol eksplorasi rasa yang modern dan seru. Bagi banyak orang, ramen Korea menjadi “pintu masuk” ke pengalaman kuliner yang lebih luas dari negeri ginseng tersebut.
Tak heran jika pasar Indonesia kini menjadi salah satu destinasi utama bagi berbagai merek makanan Korea, termasuk produsen ramen instan.
Dalam satu dekade terakhir, permintaan terhadap ramen instan Korea meningkat signifikan, seiring meningkatnya konsumsi ramen secara nasional yang kini mencapai lebih dari 14 miliar porsi per tahun menurut data World Instant Noodles Association (WINA).
Baca juga: 7 Franchise Makanan Korea dengan Modal Kecil, Ada Holdak Indonesia dan Kimbap Ina
Elny Widjaja, Head of Marketing & Sales Samyang Foods Indonesia mengatakan, pertumbuhan kuliner Korea di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari kuatnya pengaruh pop culture Korea, terutama drama dan film.
"Saya rasa banyak faktornya. Yang pertama, betul sekali, dari movie. Banyak yang nonton drama Korea sambil nangis, sambil makan Samyang," ujarnya dalam peluncuran Samyang ROSÉ dan Samyang Quattro Cheese, Selasa (3/6/2025).
Menurutnya, media menjadi medium penting dalam menyebarkan budaya Korea, termasuk makanannya. Hal ini juga didukung oleh peran influencer di media sosial dan YouTube yang turut mengkreasikan konten bertema kuliner Korea, membuat generasi muda Indonesia semakin familiar dan penasaran untuk mencoba.
Tren konsumsi media digital yang tinggi di kalangan Gen Z dan milenial juga mempercepat adopsi kuliner Korea. “Generasi muda sekarang nongkrongnya bukan cuma di mal, tapi di depan laptop dan handphone. Dari situ mereka terekspos dengan budaya makan Korea lewat konten kreatif para influencer,” tambahnya.
Samyang
Misalnya dua varian Samyang yang populer secara global Quattro Cheese dan Rose, yang kini dibawa ke Indonesia. Kedua varian ini mencerminkan tren global yang semakin mengarah ke fusion food yakni menggabungkan rasa khas Korea dengan elemen kuliner Barat.
Varian ROSÉ, mengadopsi saus krim tomat khas pasta Italia yang dikombinasikan dengan tingkat kepedasan khas Korea. Sementara Quattro Cheese menghadirkan sensasi gurih dari perpaduan empat jenis keju, menjawab selera konsumen yang kian akrab dengan rasa creamy dan cheesy.
“Kami tidak ingin terjebak di red ocean. Karena banyak pemain besar sudah lebih dulu bermain di rasa lokal. Tapi tidak menutup kemungkinan, kami akan luncurkan cita rasa khas Indonesia ke depannya,” katanya.
Meskipun Samyang banyak dikenal di kalangan Gen Z dan milenial, mereka tidak membatasi pasar hanya pada kelompok usia muda. “Target kami bukan hanya anak muda, tapi juga pekerja profesional dan generasi yang lebih senior. Produk kami relevan untuk semua kalangan,” ujar Eunsan Jeong, Presiden Direktur Samyang Foods Indonesia.
Menurutnya, konsumen di Indonesia khususnya dari kelompok usia muda sangat terbuka terhadap eksplorasi rasa baru. “Kami melihat dinamika rasa yang berkembang ini sebagai peluang untuk menghadirkan produk yang bukan hanya enak, tapi juga relevan dengan gaya hidup dan preferensi lokal,” tuturnya.
Baca juga: 3 Resep Banchan Korea untuk Menu Sahur, Jangjorim sampai Eomuk Bokkeum
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.