Barista sedang meracik kopi di booth Roemah Koffie (Sumber : Dewi Andriani)

Tren Industri Kopi Gelombang Keempat, Ketika Narasi Budaya Hadir dalam Secangkir Kopi

16 May 2025   |   00:47 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Di tengah geliat industri kopi yang terus bertumbuh, tahun 2025 menunjukkan bahwa kopi bukan lagi sekadar minuman penyemangat hari, melainkan juga jembatan antara generasi, budaya, dan identitas bangsa. Tren baru yang muncul bukan hanya soal rasa dan cara penyajian, tapi juga tentang narasi di balik secangkir kopi.

Seperti halnya industri mode dan musik, kopi juga mengenal istilah wave (gelombang perkembangan) yang ditandai oleh pergeseran fokus dan nilai. Setelah first wave (kopi instan), second wave (kopi specialty di gerai besar), dan third wave (penghargaan terhadap kualitas biji dan proses seduh), kini dunia kopi memasuki fourth wave, sebuah fase di mana kopi bukan sekadar rasa, tetapi juga makna.

Baca juga: Hadirkan Denyut Kopi Nusantara ke Panggung Dunia Lewat World of Coffee Jakarta 2025

Fourth wave itu bukan cuma tentang rasa, tapi juga storytelling dan nilai budaya. Kemasan, narasi, hingga kolaborasi lintas seni kini menjadi elemen penting dalam menciptakan pengalaman minum kopi yang holistik,” ujar CEO Roemah Koffie, Felix TJ ditemui disela acara World of Cofffe Jakarta 2025, Kamis (15/5/2025).

Menurutnya tren tersebut sebetulnya dibentuk. Salah satu cara Roemah Koffie merespons tren tersebut adalah melalui peluncuran Koffie Tins, produk biji kopi premium dalam kemasan kaleng eksklusif yang dipadukan dengan nilai-nilai warisan budaya Nusantara.

“Tren kopi tak lagi sekadar soal rasa. Kini, penikmat kopi mencari pengalaman yang lebih utuh mulai dari cerita di balik biji kopi hingga sensasi menikmati secangkir kopi dalam atmosfer budaya yang kaya,” ujarnya.

Koffie Tins menghadirkan varian kopi yang diberi nama lagu-lagu daerah Indonesia yakni Rambadia, Anak Daro, dan Tondiku. Di balik nama-nama tersebut, Roemah Koffie mengangkat kisah dan filosofi dari lagu-lagu daerah Nusantara. Setiap varian bukan hanya membawa rasa kopi yang khas dari Sumatra, tetapi juga membawa kisah tentang harmoni, kasih sayang, dan kehangatan keluarga.

Misalnya, Rambadia, yang menggunakan biji kopi premium dari Gayo, Aceh, dikemas dengan nuansa budaya Batak lewat motif Ulos pada desain kalengnya. Rasa kopi yang bold dan berkarakter dikawinkan dengan kisah keakraban dan kesejahteraan, seolah ingin menyampaikan bahwa secangkir kopi bisa menjadi pengikat emosi dan kenangan.

“Melalui Rambadia, kami ingin memperkenalkan Indonesia kepada dunia dengan cara yang bermakna . Melalui rasa kopi ini, saya ingin membawa nilai-nilai budaya dan semangat kebersamaan di industri kopi,” tuturnya.

Roemah Koffie tidak hanya membawa kopi ke panggung internasional, tetapi juga budaya Indonesia melalui kolaborasi dengan figur seperti Edward Hutabarat. Dalam booth mereka di perhelatan World of Cofffe Jakarta 2025, Roemah Koffie menghadirkan instalasi Giant Koffie Tins, hasil kolaborasi dengan Sembilan Matahari, studio digital experiences asal Bandung.

Pengunjung WOC dapat memasuki instalasi ini dan menikmati video imersif yang menampilkan lanskap kebun kopi Gayo hingga budaya masyarakat Sumatra Utara. “Melalui proyek ini, kami menyajikan pengalaman menikmati kopi premium dalam ruangan yang immersive dan emosional,” tambah Felix.

 

instalasi Giant Koffie Tins di booth Roemah Koffie (sumber : Roemah Koffie)

instalasi Giant Koffie Tins di booth Roemah Koffie (sumber : Roemah Koffie)




Tak hanya itu, Roemah Koffie menggandeng desainer Edward Hutabarat dalam menciptakan booth yang sarat akan elemen warisan budaya dari Ulos, artefak sejarah, hingga dekorasi khas Nusantara. Hal ini sejalan dengan minat konsumen saat ini yang tak hanya ingin minum kopi, tetapi juga ingin merasakan asal-usulnya.

Tak heran jika pengunjung menganggap booth Roemah Koffie sebagai highlight dalam WOC 2025. Bagi Felix, ini adalah bagian dari misi besar Roemah Koffie: menjadikan kopi sebagai benang pengikat antarmanusia, budaya, dan identitas bangsa. “Cerita ini seperti benang yang dirajut jadi satu hiasan budaya yang bisa kita nikmati bersama,” pungkasnya.

Sejak berdiri, Roemah Koffie berekspansi masif dengan membuka jaringan outlet di lokasi-lokasi premium. Setelah sukses membuka outlet pertamanya di Carstensz Mall Gading Serpong, Roemah Koffie membuka tiga outlet baru sekaligus di awal tahun 2025 ini.

Lokasi outlet baru tersebut diantaranya berada di S8 Tower Gading Serpong, Puri Indah Mall 2 Jakarta Barat, dan Gunawarman Jakarta Selatan. Tak sampai di situ, Roemah Koffie juga masih akan membuka outlet baru di PIK 2 pada pertengahan tahun.

Baca juga:  Resep Lulur Tradisional Bahan Kunyit sampai Kopi untuk Kecantikan Kulit

SEBELUMNYA

Punya Hobi Unik, Yosep Anggi Noen Bakal Bikin Film Dokumenter tentang Gedung Bioskop di Tanah Air

BERIKUTNYA

Jangan Asal Pilih, Cek 4 Kiat Menentukan Vacuum Cleaner yang Mau Dibeli

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: