Flora Yukhnovich (Sumber gambar: Victoria Miro)

Flora Yukhnovich, Seniman Muda yang Bikin Heboh Pasar Seni Global

30 January 2023   |   20:00 WIB
Image
Dika Irawan Asisten Konten Manajer Hypeabis.id

Seniman perempuan ini sebelumnya bukan siapa-siapa. Karyanya hanya terpacak di galeri-galeri kecil. Dia juga bukan seniman yang mempelopori gerakan tertentu. Semua berubah pada 2021, ketika salah satu karyanya terjual di balai lelang Sotheby’s London dengan harga fantastis US$3,1 juta, setara Rp46,4 miliar (kurs Rp14.497 per dolar AS). 

Dia adalah Flora Yukhnovich. Seniman asal Inggris, yang lukisan-lukisannya menjadi perbincangan di kalangan pelaku seni global. Bahkan, Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, dikabarkan ikut mengoleksi salah satu karya seniman muda tersebut. 

Baca juga: Menelusuri Jejak Miliarder Jeff Bezos di Pasar Seni Dunia

Padahal, secara usia dia boleh dibilang ‘bocah baru kemaren sore’. Namun, berkat keberhasilan karyanya menembus pasar global, dia digadang-gadang menjadi seniman muda paling bersinar dan menjanjikan. 

Lahir pada 1990 di Norwich, Inggris, Yukhnovich mengembangkan gaya semi-abstraknya selama menempuh pendidikan di City & Guilds of London Art School.  Dia memulai debut pamerannya pada 2019 di Parafin Gallery, London. Saat itu salah satu karyanya dihargai US$40.000. 

Tiga dari karyanya dalam pameran tersebut kemudian terjual di balai lelang. Selama Frieze Week pada Oktober 2021, Sotheby London menawarkan lukisan berjudul I’ll Have What She’s Having pada harga US$40.000 hingga US$110.000.  Hasilnya, lukisan itu terjual pada harga US$3,1 juta. 

tes

I’ll Have What She’s Having (Sumber gambar: Sotheby's)

Berikutnya, lukisan dia bertajuk Tondo terjual seharga US$728.000 di lelang Philips. Kemudian lukisan kanvas tanpa judul menghasilkan US$1,2 juta di Christie’s. Pada November 2021, karyanya It’s Better Down Wetter It’s Wetter muncul di Sotheby’s. Lukisan itu dilaporkan diburu oleh para klien sebelum angkanya menyentuh US$1,8 juta. 

Platform marketplace karya seni global, Artsy mencatat pada Juni tahun lalu, permintaan lukisan Yukhnovich melewati angka US$1 juta di lelang. Pada penjualan di Phillips New York, karyanya setinggi tujuh kaki bertajuk Pretty Little Thing (2019) terjual US$1,2 juta. Angka ini lebih dari 15 kali lipat dari perkiraan tingginya. 

Terinspirasi dari Rococo, karya-karya Yunkovich menjurus pada semi abstrak, dengan kombinasi sapuan kuas ungu, biru tua, hijau tua, serta merah muda. Dalam sebuah wawancara dengan Artnet, Yunkovich menyebut terinspirasi dari Fragonard, Boucher, Fragonard, Boucher, Bouguereau, Lemoyne, dan Coypel.  

“Saya juga selalu menganggap karya De Kooning sangat membantu sebagai cara untuk menarik kembali fokus saya ke bahan cat dan permukaan karya,” katanya.

Sebagai informasi, lukisan Rococo, berasal dari Paris awal abad ke-18, dicirikan oleh warna-warna lembut dan garis-garis melengkung, dan menggambarkan adegan cinta, alam, pertemuan asmara, hiburan ringan, dan masa muda.

Selain itu, karya-karya Yukhnovich dinilai berbicara seputar tubuh perempuan. Siluet abstrak pada lukisannya, mengaburkan tubuh perempuan dan memperumit pandangan laki-laki. Pendekatan ini tampak bertolak belakang dengan sentuhan lukisan yang ada pada masa lalu. 

Saat itu, perempuan dilukis dari perspektif laki-laki. Dengan menumbangkan pandangan laki-laki, dia dinilai telah melawan daya tarik dari bahasa artistik Rococo. Sejauh ini, Yukhnovich telah memamerkan karyanya di London, Los Angeles, dan Venesia. Bahkan, beberapa karyanya telah diakuisisi oleh U.K.’s Government Art Collection dan David Roberts Art Collection. 

Selanjutnya: Kondisi Pasar
1
2


SEBELUMNYA

Lisa Loring, Pemeran Wednesday Pertama di The Addams Family Tutup Usia Akibat Strok

BERIKUTNYA

Profil Annie Wersching, Pengisi Video Game The Last of Us yang Meninggal Akibat Kanker

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: